Peran Generasi Muda dalam Pembangunan Berwawasan Kependudukan Menuju Keluarga Sehat Maju dan Berkualitas
Peran Generasi Muda dalam Pembangunan Berwawasan Kependudukan Menuju Keluarga Sehat
Maju dan Berkualitas
Oleh Iwan Saputra
Menurut
Deputi Bidang Statistis Sosial BPS Wynandin Imawan menuturkan, dengan banyaknya
penduduk RI sampai berjumlah 237,56 juta ini membuat Indonesia berada di
peringkat ke empat dunia untuk urusan penduduk.
Diprediksi sampai dengan tahun 2050, jumlah penduduk RI akan mencapai
288 juta dan berada diperingkat ke enam.
Beberapa masalah yang menyangkut kependudukan
dalam bidang pendidikan yang akhir-akhir ini banyak kita temui seperti
anak-anak yang putus sekolah di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang terus
meningkat di Indonesia mengakibatkan menahan lajunya tingkat pendidikan.
Pastinya akan banyak anak anak Indonesia, masa depan Indonesia yang harus
hilang sia – sia.
Pembangunan
berwawasan kependudukan memiliki dua makna. Pertama, pembangunan berwawasan
kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi
penduduk yang ada. Kedua, pembangunan berwawasan kependudukan adalah
pembangunan sumber daya manusia yang lebih menekankan pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur semata-mata.
Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan
kemiskinan. Banyak ide dan
teori yang sudah dipaparkan cendekiawan-cendekiawan terdahulu mengenai hubungan
antara pertumbuhan penduduk dan kemiskinan. Salah satunya adalah Malthus.
Malthus meyakini jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat
nanti sumber daya alam akan habis. Sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan,
dan berbagai macam penderitaan manusia.
Philip
Hauser menganggap kemiskinan tercipta dari tidak optimalnya tenaga kerja dalam
bekerja dikarenakan adanya ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan yang
ditekuni. Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk yang masuk ke pasar
kerja sehingga memaksa pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan
secepat-cepatnya walaupun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya
akibat ketatnya persaingan dalam mencari kerja.
Kedua pemaparan ahli tersebut bermuara ke satu arah yakni jumlah
penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan. Merencanakan dan
mengatur keluarga adalah soal kemanusiaan yang sekarang ini sedang diusahakan
pelaksanaannya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Kalau pembangunan itu
adalah pembangunan manusia, maka kelahiran manusia itupun harus diatur.
Pengaturan itu harus diadakan, agar kenaikan produksi tidak dikalahkan oleh
kenaikan kelahiran anak.
Usaha perencanaan keluarga harus dilakukan sedemikian
rupa supaya tidak bertentangan dengan hukum yang berjalan dinegeri ini. Ini semua harus diatur oleh pemerintah dan
harus didukung pula oleh segenap rakyat. Dengan konsep pembangunan berwawasan
kependudukan, penduduk akan dilihat secara utuh dengan lima fungsinya, yaitu
sebagai diri pribadi yang unik, sebagai anggota keluarga, sebagai anggota
masyarakat, sebagai warga Negara dan sebagai himpunan kuantitas. Jika kita tinjau dari sisi pendidikan,
program KB akan mempengaruhi kecerdasan anak dan partisipasi sekolah juga akan
meningkat karena perekonomian keluarga lebih mencukupi untuk anak yang hanya
dua daripada lebih dari dua. Sebab jika suatu keluarga itu sudah direncanakan
sebelum anak lahir maka kemungkinan pelatihan, pembelajaran dan pendidikan si
anak akan diperhatikan dengan baik. Maka dengan begitu akan terwujudlah yang
namanya pendidikan yang berkualitas.
Dengan
jumlah penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan
pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak
terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat
pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan
pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika
masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari.
Penduduk
merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih
menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan
lapangan pekerjaan dan penundaan
usia kawin pertama, dengan memasukkan pembelajaran mengenai KB ke dalam kurikulum SMA sederajat maka remaja dapat
mengenal program KB dalam arti luas dari dini dan mengatasi masalah
kependudukan serta memberikan solusi dalam peningkatan pembangunan berwawasan
kependudukan yang diikuti dengan perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia.
Dengan meningkatkan kesadaran melalui
pendidikan kependudukan maka masyarakat semakin sadar akan dampak dan
efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat
umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana, dan untuk
para pemuda menggerakan program generasi berencana.
Kata
kunci: pertumbuhan penduduk, kualitas sumberdaya manusia, pembangunan
berwawasan kependudukan,
Komentar